Cerita ini merupakan lanjutan dari "Banjir Barabai : Banjir Ini Tidak Seperti Biasanya" yang dikirimkan oleh Kak Anisa Safarina, seorang member Female Blogger of Banjarmasin, yang terdampak banjir Barabai, Hulu Sungai Tengah. Sebelum membaca artikel ini, mari kita kirimkan doa untuk Provinsi Kalimantan Selatan khususnya dan untuk Indonesia. Saat ini negeri ini sedang diuji dengan cobaan yang tiada henti. Semoga kita selalu diberikan kesehatan, keselamatan, dan selalu dalam lindungan Allah. Aamiin.
Barabai, Selasa, 19 Januari 2020
Hari ini, sudah hari ke-4 kami membersihkan rumah semenjak air banjir masih berada di dalam rumah. Namun kondisinya masih seperti yang bisa teman-teman lihat di dalam foto.
Banjir kali ini sungguh tidak seperti banjir yang biasa kami alami sebelumnya. Selain tinggi air yang luar biasa, juga adanya lumpur tebal yang menyertai. Baju, dan perabotan rumah lainnya tidak hanya kebasahan, namun juga berselimut lumput tebal, dan bahkan rusak karena derasnya arus banjir. Menipisnya stok air bersih juga salah satu faktor lamanya proses pembersihan ini.
Kondisi Semakin Lelah
Sudah total 6 hari semenjak hari pertama banjir dengan segala perjuangannya, tentu kondisi kami juga sudah semakin kelelahan.
Bersyukur sekali, kami baru saja mendapatkan informasi dari grup Muhammadiyah, bahwa Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) dari Hulu Sungai Utara dan KOKAM dari Tanah Bumbu akan segera menuju Hulu Sungai Tengah untuk membantu pasca banjir. Bantuan difokuskan untuk membantu membersihkan rumah warga.
Fase Pembersihan Fasilitas Pasca Banjir Barabai, Hulu Sungai Tengah
Sudah beberapa hari ini kami memasuki fase kedua banjir, yaitu pembersihan fasilitas pasca banjir. Di fase inilah sebenarnya yang akan memakan waktu yang panjang dan melelahkan.
Bantuan dari relawan kali ini, sebenarnya bisa difokuskan untuk membantu proses pembersihan ini. Membantu penyediaan pompa-pompa air untuk menyalurkan air bersih dan jika memungkinkan untuk membantu dalam bentuk tenaga, seperti yang KOKAM lakukan.
Saya sendiri baru hari ini terpaksa harus keluar rumah, untuk memeriksakan diri ke bidan dikarenakan sempat mengalami sedikit pendarahan (saat ini Kak Sasa sedang hamil muda). Alhamdulillah kondisi kandungan saya dalam kondisi baik dan mohon doanya agar selalu sehat hingga waktu lahiran tiba.
Pendarahan ini menurut ibu bidan, kemungkinan dikarenakan kelelahan dan juga stres. Tentu, siapa yang tidak mengalami dua hal ini selama banjir kali ini?
Perihal Tumpukan Baju di Jalan yang Sempat Viral
Selama perjalanan, saya juga sempat melihat sedikit tumpukan baju di jalan raya seperti yang beberapa hari ini banyak dikeluhkan dan diperdebatkan di media sosial.
Jika teman-teman berkenan, saya ingin coba bantu menjelaskan bagaimana kondisi yang sebenarnya sedang terjadi di sini.
Menurut data dari Kominfo HST per tanggal 19 Januari 2021. Terdapat sebanyak 83 desa terdampak banjir dengan jumlah 57.625 jiwa di dalamnya. 9 jiwa ditemukan meninggal dan 6 jiwa masih dinyatakan hilang
Dengan jumlah jiwa yang amat begitu banyak, yang tentunya tidak sebanding dengan jumlah relawan yang datang membantu. Dan dengan luasnya wilayah sebaran dampak banjir, dengan kondisi alam yang begitu berbeda antara wilayah satu dengan wilayah lainnya.
Ada wilayah yang saat banjir masih bisa dilalui dengan perahu karet. Ada yang karena sempitnya akses jalan hanya bisa dilalui dengan perahu kecil. Sedangkan untuk daerah pegunungan yang begitu sulitnya akses menuju ke sana, hanya bisa dilalui oleh motor trail, dan bahkan barusan saya dapat kiriman video dari rekan-rekan KOKAM HST, ada medan yang hanya bisa mereka lalui dengan berjalan kaki!
Demikianlah betapa beratnya perjuangan relawan lapangan dalam membantu mendistribusikan amanah donasi.
Dengan kondisi tersebut, mustahil rasanya kita bisa mengharapkan kondisi ideal seperti yang tentu semua harapkan. Termasuk tersampaikan dan meratanya pendistribusian barang-barang donasi.
Jika di beberapa tempat ada kita lihat tumpukan pakaian. Yang bisa jadi hanya di sanalah posko yang bisa dijangkau oleh kendaraan pengangkut. Menurut informasi dari teman-teman dari daerah pegunungan, nantinya para korban banjir akan datang untuk mengambil dan memilih pakaian tersebut.
Jika terlihat pakaian-pakaian itu dalam kondisi kotor berlumpur. Itu dikarenakan dalam beberapa hari sebelumnya saat proses pendistribusian barang, hujan masih saja turun dan membuat tumpukan baju kotor bercampur dengan lumpur.
Banjir Barabai dan Rumah yang Terbawa Arus
Sebagai info tambahan untuk kita semua ketahui, bahwa untuk saudara-saudara kita yang tinggal di daerah pegunungan, rumah-rumah mereka banyak yang hilang terbawa arus. Hilang, bukan lagi rusak.
Jika tanpa rumah, ke mana lagi tempat yang digunakan untuk menampung pakaian donasi tersebut? Jika tidak dengan terpaksa harus ditumpuk di tanah seperti yang mungkin kita lihat. Bahkan para pengungsi pun, kabarnya masih banyak yang terpaksa harus berteduh di tempat yang tidak layak. Mungkin hanya beralaskan kain seadanya. Mungkin hanya beratapkan batang dan daun-daun pohon yang disusun.
Masih menurut data dari Kominfo HST, jumlah rumah hilang saat bencana Banjir Barabai yang berhasil didata hingga hari ini (19/1) sebanyak 264 buah. Tentu bukan jumlah yang sedikit.
Saya sebagai salah satu korban banjir. Memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang merasa tidak puas dengan tidak idealnya proses penanganan banjir Barabai di sini. Tentu mungkin salah satunya disebabkan oleh karena keterbatasan kami. Entah Mungkin dalam hal informasi ataupun komando yang kurang terintegrasi.
Pun jika ada salah satu ucapan maupun tulisan kami para korban banjir, ada yang melukai hati entah itu donatur, relawan maupun para pembaca. Mohon maafkan kami. Mohon maafkan kami yang mungkin sedang tidak bisa menjaga kewarasan di tengah beratnya musibah banjir di Kalimantan Selatan yang masih kami alami ini.
Terakhir, saya dan tentu kita semua berharap agar bisa menjaga niat baik kita semua agar tetap bisa berjalan dan berakhir dengan baik pula. Semoga bisa saling memaafkan, karena tentu tidak semua orang luput dari kesalahan.
Penutup
Saat ini banyak saudara kita, tidak hanya di Kalimantan Selatan, yang dilanda musibah. Semakin canggihnya teknologi saat ini, semoga turut menjadikan kita sebagai manusia bijak dan mampu memberikan manfaat.
Bijaklah dalam menyebarkan informasi. Jangan sampai kita yang awalnya ingin memberikan infornasi malah menyinggung perasaan para korban. Semoga tidak ada lagi video ataupun berita yang bisa merugikan baik para korban ataupun pengunggahnya.
Semoga kita selal dalam lindungan Allah, diberikan kesehatan, dijauhkan dari segala macam bahaya. Sehat selalu kak Anisa Safarina dan seluruh pembaca blog Female Blogger of Banjarmasin ini.
Sebagai salah satu korban langganan banjir tahunan, saya paham banget gimana susahnya membersihkan lumpur bekas banjir itu. Apalagi kalau lumpurnya tebal seperti yang dibawa banjir HST. Pasti susah banget.
BalasHapusBtw, waktu musibah banjir di Kalsel kemarin saya kaget banget pas baca komen-komen di media sosial yang sangat menyinggung perasaan para korban banjir. Ternyata ada ya orang Indonesia yang sampai hati begitu. Ngata-ngatain saudaranya sendiri yang lagi kena musibah. Sedih banget ;(
Tetap menjaga kewarasan dalam keadaan sulit, itulah tantangan lain yang harus kita taklukkan sebagai manusia. Masyaallah, semoga para korban banjir mendapatkan hikmah dan pengganti nikmat yang jauh lebih besar daripada kehilangan yang mereka alami.
BalasHapusmeski mungkin banjir di BAnjarmasin tidak separah di kab. HST, sampai sekarang kalau hujan terlalu lebat langsung takut bakalan terjadi banjir lagi. semoga saja di tahun mendatang kita tidak kebanjiran lagi ya
BalasHapusSeram banget banjir di hst euy.. Gak kebayang yg disana gmn keadaannya.. Hiks.
BalasHapusKami yg di plh aja was was bgt. Mungkin disana bs menyisakan trauma panjang
Poin penting pasca banjir itu berbenah, apalagi ada lumpur yang ikutan masuk jadi perlu energi yang ekstra. Sedih liat mereja yang kehilangan rumah dan sampai larut, semacam harus memulai dari awal. Semoga banjir tidak terjadi lagi di tahun tahun berikutnya, dan kita semua selalun dilindungi. Aamiin
BalasHapus